Usaha maklon atau lebih dikenal sebagai penitipan barang untuk diolah, memiliki karakteristik unik dalam hal perpajakan. Pemahaman yang mendalam tentang jenis pajak, tarif, serta contoh kasus akan sangat membantu pengusaha maklon dalam menjalankan bisnisnya secara legal dan efisien. Ketentuan terkait jasa maklon telah diatur dalam beberapa regulasi, yaitu Undang-undang (UU) Pajak Pertambahan Nilai (PPN), UU Pajak Penghasilan (PPh), Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 32/PMK.010/2019, dan PMK Nomor 141/PMK.03/2015.
Mengacu pada Pasal 2 Ayat (4) PMK 141/PMK.03/2015, yang dimaksud dengan jasa maklon adalah pemberian jasa dalam rangka proses penyelesaian suatu barang tertentu yang proses pengerjaannya dilakukan oleh pihak pemberi jasa (disubkontrakkan), yang spesifikasi, bahan baku, barang setengah jadi, dan/atau bahan penolong/pembantu yang akan diproses sebagian atau seluruhnya disediakan oleh pengguna jasa, dan kepemilikan atas barang jadi berada pada pengguna jasa.
Jenis-Jenis Pajak untuk Usaha Maklon
Secara umum, pajak yang dikenakan pada usaha maklon meliputi:
- Pajak Penghasilan (PPh)
- PPh Pasal 23
PPh Pasal 23 atas imbalan sehubungan dengan jasa maklon dipotong PPh sebesar 2% dari jumlah bruto (tidak termasuk PPN). Jumlah bruto yang dimaksud adalah seluruh jumlah penghasilan dengan nama dan dalam bentuk apapun yang dibayarkan, disediakan untuk dibayarkan atau telah jatuh tempo pembayarannya. - PPh Badan
Jika pengusaha jasa maklon merupakan badan usaha, maka wajib membayar PPh Badan atas laba yang diperoleh. Tarifnya bervariasi tergantung pada skala usaha dan jenis badan usaha.
- PPh Pasal 23
- Pajak Pertambahan Nilai (PPN)
Mengacu Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2021 tentang PP Harmonisasi Peraturan Perpajakan (UU HPP), tarif PPN yang berlaku adalah 11 persen. Akan tetapi, ada perlakuan khusus bagi jasa maklon yang hasil produksinya digunakan untuk keperluan ekspor alias pengguna jasanya berada di luar daerah pabean. Fasilitas PPN yang diberikan oleh pemerintah adalah PPN nol persen. Ekspor jasa maklon yang mendapatkan tarif PPN nol persen harus memenuhi beberapa ketentuan, antara lain:- Spesifikasi dan bahan baku atau setengah jadi disediakan oleh penerima barang/pengguna jasa
- Bahan baku atau setengah jadi diproses untuk menghasilkan barang kena pajak (BKP)
- Kepemilikan atas BKP berada pada pengguna jasa. Pengiriman BKP yang dihasilkan oleh pengusaha jasa maklon dilakukan ke luar daerah pabean
- Layanan jasa maklon ditujukan kepada penerima ekspor atau Wajib Pajak luar negeri
Tarif PPN nol persen ini berbeda dengan fasilitas PPN dibebaskan ataupun fasilitas tidak dikenakan PPN. Perbedaan utamanya adalah dalam fasilitas PPN nol persen penyerahan BKP dan/atau JKP oleh pengusaha kena pajak (PKP) tetap terutang PPN. Artinya, penyerahannya tetap dikenakan PPN, tetapi diberikan fasilitas berbentuk pengenaan tarif nol persen. Dengan demikian, PKP tetap harus membuat faktur pajak. Selain itu, PKP yang melakukan ekspor wajib melaporkannya dalam Surat Pemberitahuan (SPT) Masa PPN. Jasa maklon yang mendapatkan fasilitas PPN nol persen wajib membuat faktur pajak bernama surat pemberitahuan ekspor JKP. Surat pemberitahuan ini harus disertai lampiran berupa invoice, sebagai satu kesatuan.
Contoh Kasus dan Perhitungan Pajak
Perusahaan Garmen
Perusahaan A memberikan jasa maklon pembuatan pakaian kepada Perusahaan B. Perusahaan B membayar jasa maklon sebesar Rp100.000.000,- (belum termasuk PPN). Apa saja kewajiban pajak yang timbul dari transaksi tersebut?
Jawab:
Perusahaan A wajib memungut PPN sebesar 11% dari jumlah bruto, yaitu Rp11.000.000,-. Perusahaan B wajib memotong PPh Pasal 23 sebesar 2% dari jumlah bruto (tanpa PPN), yaitu Rp2.000.000,-.
Perhitungan:
- Jumlah yang diterima Perusahaan A: Rp100.000.000,- + Rp11.000.000,- = Rp111.000.000,-.
- PPh Pasal 23 yang dipotong: Rp2.000.000,-.
- PPN yang harus disetor: Rp11.000.000,-.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pajak Usaha Maklon
- Jenis Produk
Jenis produk yang diproduksi akan mempengaruhi tarif PPN yang dikenakan.
- Skala Usaha
Semakin besar skala usaha, semakin kompleks pula perhitungan pajaknya.
- Struktur Usaha
Bentuk badan usaha (perorangan, CV, PT) akan mempengaruhi jenis pajak yang dikenakan dan tarifnya.
- Peraturan Perpajakan
Perubahan peraturan perpajakan dapat berdampak pada besaran pajak yang harus dibayar.
Memahami pajak untuk usaha maklon sangat penting agar bisnis dapat berjalan lancar dan sesuai dengan peraturan perpajakan yang berlaku. Dengan perencanaan pajak yang baik, Rekan dapat meminimalkan beban pajak dan fokus pada pengembangan bisnis maklon Rekan.
Ingin tahu lebih lanjut mengenai pajak untuk usaha maklon? Jangan ragu untuk berkonsultasi dengan akuntan publik atau konsultan pajak.
-o-o-