Musik bukan hanya sekadar hobi, tetapi juga bisa menjadi profesi yang menjanjikan. Namun, seperti profesi lainnya, menjadi seorang musisi juga memiliki kewajiban perpajakan. Penghasilan yang diperoleh dari kegiatan bermusik, baik dari konser, penjualan album, royalti, atau merchandise, semuanya dikenakan pajak. Ini adalah bentuk kontribusi kita sebagai warga negara untuk pembangunan bangsa.
Dasar hukum utama terkait pajak untuk musisi di Indonesia adalah Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan (UU PPh). Dalam undang-undang ini, penghasilan yang diperoleh dari pekerjaan bebas, termasuk di dalamnya penghasilan seorang musisi, dikenakan pajak penghasilan (PPh). Penghasilan dari musisi ini dapat bervariasi, ada yang melalui pendapatan konser sendiri, mengikuti label produksi musik, atau membuat pelatihan/kursus musik. Contoh sumber penghasilan musisi antara lain:
- Penghasilan dari pekerjaan tetap, contohnya pegawai dari sebuah manajemen. Seorang musisi yang bekerja sebagai pegawai tetap di sebuah manajemen akan dikenai PPh 21 seperti pegawai lain pada umumnya. Objek penghasilan ini termasuk objek PPh 21. Pada PPh 21, ditetapkan tarif pajak progresif sebagai berikut:
- Penghasilan 0-Rp60.000.000 dikenakan tarif 5%
- Penghasilan Rp60.000.000-Rp250.000.000 dikenakan tarif 15%
- Penghasilan Rp250.000.000-Rp500.000.000 dikenakan tarif 25%
- Penghasilan Rp500.000.000-Rp5.000.000.000 dikenakan tarif 30%
- Penghasilan lebih dari Rp5.000.000.000 dikenakan tarif 35%.
- Penghasilan dari pekerjaan bebas, contohnya fee dari konser pribadi atau fee off air. Objek penghasilan ini termasuk objek PPh 21.
- Penghasilan dari kegiatan usaha, contohnya dari usaha kursus musik atau usaha penjualan alat musik. Objek penghasilan ini termasuk objek PP 55 PPh Final, dengan tarif sebesar 0,5% dari omzet setiap bulannya. Rekan bisa membaca ulang artikel terkait PP 55 disini: Cara mengajukan SUKET PP 55/2022.
- Penghasilan pajak dari royalti. Objek penghasilan ini termasuk objek PPh 23. Royalti merupakan upah yang didapatkan seseorang atas karya intelektualnya. Subjek pemotongan PPh 23 atas royalti ialah subjek dalam negeri orang pribadi ataupun badan termasuk yang dikenakan Badan Usaha Tetap (BUT). Apabila royalti dibayarkan kepada pihak penerima royalti, maka perlu dilakukan pemotongan PPh Pasal 23 sebesar 15% dari jumlah bruto nilai royalti dan membuat bukti potong PPh Pasal 23.
- Penghasilan dari pekerjaan tetap, contohnya pegawai dari sebuah manajemen. Seorang musisi yang bekerja sebagai pegawai tetap di sebuah manajemen akan dikenai PPh 21 seperti pegawai lain pada umumnya. Objek penghasilan ini termasuk objek PPh 21. Pada PPh 21, ditetapkan tarif pajak progresif sebagai berikut:
Kewajiban Pajak Musisi
- Mendaftarkan Diri sebagai Wajib Pajak
Musisi wajib mendaftarkan diri sebagai wajib pajak di kantor pajak terdekat.
- Mendaftarkan Diri sebagai Wajib Pajak
- Membuat Buku atau Catatan
Musisi wajib membuat buku atau catatan mengenai seluruh penghasilan dan pengeluaran yang berkaitan dengan kegiatan bermusik.
- Membuat Buku atau Catatan
- Melaporkan SPT Tahunan
Setiap akhir tahun, musisi wajib melaporkan Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan Pajak Penghasilan.
- Melaporkan SPT Tahunan
- Membayar Pajak Tepat Waktu
Pajak harus dibayar sesuai dengan jangka waktu yang telah ditentukan.
- Membayar Pajak Tepat Waktu
Tips Mengelola Pajak untuk Musisi
- Penghasilan Tidak Stabil
Penghasilan musisi seringkali tidak tetap dari bulan ke bulan, bahkan dari tahun ke tahun. Untuk mengatasi hal ini, seorang musisi bisa melakukan perencanaan keuangan yang baik dan menyisihkan sebagian penghasilan untuk membayar pajak.
- Penghasilan Tidak Stabil
- Biaya Operasional Tinggi
Biaya produksi musik, konser, dan promosi bisa cukup besar. Manfaatkan berbagai fasilitas yang disediakan pemerintah, seperti kredit usaha rakyat (KUR) untuk membiayai kegiatan bisnis.
- Biaya Operasional Tinggi
- Kurangnya Pemahaman
Jika merasa kesulitan dalam memahami perpajakan, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan akuntan atau konsultan pajak.
- Kurangnya Pemahaman
Sebagai seorang musisi, memahami dan memenuhi kewajiban pajak adalah hal yang sangat penting. Dengan membayar pajak sesuai dengan ketentuan yang berlaku, musisi turut berkontribusi dalam pembangunan negara dan mendapatkan perlindungan hukum yang lebih baik.
Penting untuk diingat: Informasi dalam artikel ini bersifat umum dan dapat berubah sewaktu-waktu. Untuk mendapatkan informasi yang lebih spesifik dan akurat, sebaiknya konsultasikan dengan akuntan atau konsultan pajak.
-o-o-